Sabtu, 18 Desember 2010

Indahnya Mimpiku

Saya baru saja tinggal jauh dari keluarga pada suatu daerah di jawa. Kenapa bisa begitu ? Yaaa... itu semua karena saya kuliah di sana.
Sudah 3 tahun saya kuliah disana. Tentunya sudah banyak pertemanan yang kujalin, baik dengan cowok maupun cewek. Tapi, saya lebih akrab berteman dengan cowok. Bukan karena suatu kewajaran, cowok seharusnya bergaul dengan cowok, tapi karena saya mempunyai orientasi seksual yang lain daripada yang lain, yaitu gay.
Ke-gay-anku belum diketahui oleh teman-temanku. Hal itu sengaja saya tutup-tutupi. Saya tidak ingin teman saya tahu kecuali teman saya itu juga gay. Tapi selama ini rasanya tidak ada teman saya yang gay. Sehingga saya hanya bisa menikmati keindahan teman-teman cowok saya secara diam-diam. Hingga hal tersebut terbawa ke dalam lamunanku saat terbaring di atas pulau kecilku yang dingin-dingin empuk.
suatu saat, saya berada di kamar kostku. Temanku datang mencari teman kostku yang ternyata sedang keluar. Akhirnya sembari menunggu temanku itu, kita mengobrol. Tiba-tiba saja ada perasaan yang tidak enak yang dialami "adik kecil"-ku. Langsung saja saya permisi sebentar untuk ke toilet. Ternyata temanku itu juga ingin ke toilet. Yaa.. udah kita akhirnya ke toilet bersama-sama.
Di dalam toilet, saya buka celana saya sembari menyodorkan pistol saya dan memuntahkan pelurunya ke jamban toilet. Temanku itu memperhatikanku dari belakang. Memang, saya begitu menikmati keluarnya muntahan dari pistolku ini. Begitu puasnya saya, sehingga tak disangka telah membuat temanku di belakang menjadi terangsang melihatku. Tak usah menghabisakan waktu lagi, temanku itu langsung mendekatiku dari belakang dan memelukku. Saya terkejut dan sedikit takut karena celana saya belum terpasang kembali. Ternyata itulah yang diinginkan oleh temanku. Dia mengarahkan senjatanya ke sasaran yang terbelah dan penuh rumput hitam yang kupunya. Saya begitu takut, tapi dia pun segera menenangkan hatiku. Dia mulai permainan ini dengan nada yang menghanyutkan diriku. Saya begitu terbuai oleh permainan cantiknya.
Tiba-tiba.... segerombolan teman kostku memasuki ruangan toilet itu. Kami sempat terkejut dan dia segera mencabut senjatanya yang terancap pada dinding retak yang empuk milikku. Kami segera memisahkan diri, seolah-olah tidak terjadi apa-apa diantara kami. Temanku itu segera meninggalkanku dan menemui teman kostku yang dicarinya. Jantungku masih berdebar dengan kerasnya. Begitu temanku itu memandangiku lagi, saya tak berani membalas pandangannya itu. Namun, saya mengerti bahwa hal ini belum berakhir.
Benar saja, keesokan harinya temanku itu datang kembali. Dia langsung datang ke kamarku yang terkunci. "Tok...tok...", bunyi ketukannya mengetuk pintu kamarku. Saya membukakan pintunya dan temanku itu lagi-lagi menanyakan teman kostku. Teman kostku pun ternyata sedang keluar lagi. Tapi saya tahu pertanyaan itu hanyalah basa-basi belaka. Sebenarnya dia mencari saya. Lalu dia masuk ke kamar saya dan langsung mendorongku ke arah tempat tidurku. Saya terjatuh dan berbaring di pinggir kasurku. Dia datang dan segera menindihku. Dalam keadaan berpakaian lengkap, dia menggesek-gesekkan anunya ke punyaku. Semakin kerasa dan keras dengan nada yang cepat. Saya melihat ekspresinya yang begitu menikmati permainannya kali ini. Terkadang dia pun mengeluarkan desahan-desahan yang menggairahkan. Membuatku semakin terangsang. "Aaahh...aahh...", begitulah kira-kira desahan yang kudengar dan akan selalu kuingat.
Tiba-tiba... teman kostku melihat pintu kamarku yang agak sedikit terbuka. Dia mendekat dan melihat temanku berada dalam kamarku itu. Tanpa pikir panjang teman kostku itu memanggil temanku itu. Begitu kagetnya kami, terutama saya. Karena saya takut ke-gay-an saya diketahui oleh teman-teman sekostku akhirnya. Bisa-bisa saya diisolir dari pergaulan mereka. temanku langsung membalas panggilan teman kostku itu tanpa rasa malu. Lalu dia menghampiri teman kostku itu dan berbincang-bincang dengannya seolah-olah tak terjadi apa-apa di dalam kamarku itu. Dan herannya lagi, teman kostku pun seolah-olah tidak melihat perbuatan kami, atau memang dia tidak mengetahui apa yang kami perbuat.
Saya begitu takut. Saya terus memikirkan apakah teman kostku itu mengetahuinya atau tidak. Saya terus memikirkan hal tersebut. Tiba-tiba... mataku mulai terbuka dengan tergesa. Ternyata, apa yang barusan kualami hanyalah sebuah mimpi. Tak habis pikir, kenapa saya memimpikan hal ini. Dengan temanku yang kuyakini dia itu tidak gay, lagi! Walau bagaimanapun, saya anggap inilah mimpi yang paling indah yang pernah kualami. Saya yakin mimpi ini datang berdasarkan keinginanku yang dari dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar