Sabtu, 18 Desember 2010

Aku Seorang Perawat 1

Saya adalah seorang perawat yang baru lulus dari Sekolah Perawat Memang jarang perawat laki-laki, tapi apa daya karena modal nggak cukup untuk sekolah kedokteran jadi saya masuk ke Akademi Perawat yang biayanya jauh lebih murah dan lebih cepat dapat bekerja.
Setelah lulus dari sekolah saya ditempatkan di Tangerang di sebuah Klinik Swasta, itu juga karena saya kenal dengan dokter yang punya klinik itu. Jadi pagi-pagi saya kerja di Rumah Sakit Umum dan mulai jam 16.00 sampai 06.00 pagi. Lalu keesokan harinya saya bertugas di klinik swasta tersebut. Hari demi hari saya lewati tanpa kesan yang mendalam, terlalu biasa tanpa tantangan sama sekali. Tapi karena gajinya lumayan untuk nambah nambah uang saku, yah saya bertahan, sampai akhirnya saya jadi orang kepercayaan dokter pemilik klinik tersebut. Sering saya diberikan kesempatan untuk menggantikan praktek-prakteknya terutama kalau hari Sabtu, karena dia mau malam mingguan. Pengalaman praktek pertama menggantikan seorang dokter membuat saya tertantang sekaligus takut dan deg-degan karena takut salah mengobati pasien. Tapi lama-lama saya terbiasa. Pasien yang berobat ke saya setiap Sabtu meningkat dengan pesat. Entah kenapa, mungkin karena saya bertangan dingin atau karena penampilan saya lumayan ok (semua orang bilang saya seperti Ferry Salim, karena kebetulan saya peranakan Jawa, Menado dan Cina). Pasien saya bervariatif dari anak-anak, remaja, ibu-ibu dan bapak-bapak semua saya tangani dengan penuh dedikasi sampai suatu hari saya bertemu seorang pasien; karyawan sebuah perusahaan sekitar klinik, usia 30 an, dengan penampilan yang amat keren dan rapih serta ganteng, beda dengan pasien-pasien saya yang lainnya. Namanya Joni. Dia mulai sering mengunjungi saya dari mulai berobat sampai hanya untuk ngobrol-ngobrol saja. Dari ceritanya saya ketahui bahwa dia sudah menikah dan dikaruniai 2 orang anak. Tetapi sudah setahun belakangan ini hidup rumah tangganya tidak harmonis, sehingga dia sering stress dan kalau sudah stress maagnya kumat, dia biasa berobat untuk maagnya tersebut.
Pengalaman saya dimulai ketika suatu saat waktu sedang pemeriksaan fisik dia katakan perut bagian bawahnya juga sakit. Wah, pucuk dicinta ulam tiba, dia meminta saya untuk juga memeriksa perut bagian bawahnya. Hati saya deg-degan dan rasanya darah berdesir lebih cepat. Setiap kali memeriksa dia saya selalu mencuri curi pandang pada benjolan di selangkangannya dan berfantasi tentang isinya. Tanpa disuruh dua kali saya langsung melonggarkan celananya sambil berbasa basi minta permisi. Tanggapan dia cukup mengagetkan saya karena dia bilang untuk melepaskan saja celananya agar lebih mudah diperiksa. Wah hati saya senang sekali dan ternyata gundukan dibalik celana tersebut sudah amat menegang dan dia berkata kepada saya, ” Saya tahu kamu selalu ingin melihat gundukan itu khan. Karena saya selalu perhatikan setiap kamu memeriksa badan saya kamu selalu mencuri-curi pandang ke bawah.” Aduh mak, malunya saya pada saat itu. Muka saya memerah, tetapi dia menenangkan saya sambil membimbing tangan saya melepaskan gundukan tersebut dari jepitan celana dalamnya. Wow ternyata dibalik celana dalam tersebut terdapatlah suatu barang yang amat sangat indah, kira-kira 20 cm panjangnya dan sudah amat sangat menegang. Itu adalah penis terbesar yang pernah saya lihat, kemudian dia berkata lagi, “Saya sebetulnya sudah lama suka sama kamu, tetapi saya belum berani mengungkapkannya kepadamu karena sumpah jabatanmu, tetapi setiap pulang dari klinik saya selalu memimpikan kamu.”
Hati saya tersentak haru dan tanpa saya sadari mata saya sedikit basah dan dengan terbata-bata saya katakan bahwa sudah lama saya jatuh cinta padanya dan ingin sekali menikmati barangnya tersebut. Saat itu lah pertama kali saya lihat mukanya berseri seri, dimana sebelumnya selalu muram. Kemudian kami berpelukan dan entah nafsu apa yang menguasai kami pada saat itu dengan nafas yang memburu kami bergumul diatas meja praktek. Sambil perlahan-lahan dia membuka baju dan celanaku, penisku yang memang sudah meminta dibebaskan sedari tadi langung saja mencelat keluar begitu dia membuka ritleting celanaku. Punyaku memang tidak terlalu panjang hanya sekitar 15 cm tapi cukup berisi. Dengan nafsunya dia merebut penisku dan dengan gerakan yang terburu-buru dia mengocok batang kemaluanku. Aduh rasa perih bercampur dengan nikmat yang tidak dapat saya jelaskan.
Saya juga tidak mau kalah langung saya saya kulum batang kemaluannya, mulai dari buah zakarnya yang terasa hangat dan menggelitik karena bulu bulu halus sekitarnya trus naik ke atas ke batangnya yang berdiri dengan gagahnya sampai ke pusat kenikmatan di daerah frenulum penisnya dan cup sampai ke kepala penisnya ku hisap kuat-kuat seolah-olah tak ingin kulepaskan. Joni menggelinjang keenakkan sambil mengerang ngerang. Setelah itu saya mengocok naik turun kejantanannya dengan mulut saya ini. Wah ternyata penis panjang itu nikmat sekali karena kadang-kadang menohok belakang tenggorokanku dan memberi sensasi lain. Pada saat itu saya tidak berpikir untuk mual ataupun muntah tetapi saya nikmati semua momen dari nafsu yang sudah terpendam selama ini. Joni juga tidak mau kalah dia merubah posisinya sehingga kita menjadi 69 dan dia mulai mencumbu penisku bertubi tubi, sehingga ingin keluar rasanya. Tapi ternyata Joni ahli sekali menahan spermaku untuk tidak tumpah. Dia menahan pangkal penisku erat erat sambil terus menghisap dan mengocok penisku dengan mulutnya. Wow sensasi yang luar biasa. Setelah kita menikmati buah terlarang masing masing, Joni berinisiatif untuk merubah posisi sehingga kita saling berhadapan dan dia menghunjamkan ciuman yang amat dahsyat ke bibirku. Saya begitu terpana merasakan nikmatnya dicium seorang pejantan (ini adalah pengalaman pertama saya). Joni mulai membelai seluruh bagian tubuhku, timbul rasa geli dan nikmat seperti kesetrum listrik seluruh tubuhku. Tidak mau kalah saya juga menikmati semua lekuk lekuk otot badan Joni. Selama ini jika saya memeriksanya hanya meraba bagian kulitnya saja sudah merinding rasa bulu kuduk ini, dan sekarang saya dapat meremas remas seluruh bagian tubuhnya bukan hanya mengelusnya. Joni pintar mengucapkan kata kata manis dan merangsang, sampai saya amat sangat terangsang dan demikian pula dengannya. Ketika saya katakan ingin keluar, dengan sigapnya dia berbalik untuk menghisap penisku yang sudah menjerit minta keluar ini, bibir dan lidahnya yang hangat serta kenyotannya yang nikmat membuat benteng saya bobol. Keluarlah semua nutrisi rasa nano nano itu ke dalam mulutnya yang langsung dilahapnya sampai tetes terakhir. Aduh rasanya seperti seluruh sum sum tulangku tersedot habis! Demikian pula sebaliknya ketika sudah selesai dengan saya Joni meminta saya untuk meminum juicenya dan karena ingin sekali tahu rasanya, saya mengiyakan dan ternyata memang rasanya nano nano, manis manis asin dan hangat. Saya hisap sampai habis seluruh juice yang disajikan langsung dari pabriknya itu.
Setelah selesai kami duduk berdua lemas di pinggir meja periksa dan saling memberikan ciuman mesra. Malam itu Joni tidak pulang karena kebetulan istrinya ke Jawa dan dia benar benar seorang gentleman yang menemani, melindungi dan mengisi malam malam sepiku. Malam itu kita mengulangi semua ritual diatas meja periksa tersebut sampai tiga kali tetapi dilakukan di kamar tidur saya. Dan ketika matahari hampir terbit dia mengajak saya untuk mandi bareng, malam itu saya benar benar bernafsu sehingga setelah main 3 kali dengannya masih saja ada sisa tenaga untuk memandikannya. Pengalaman di kamar mandi ternyata lebih mendebarkan dibawah siraman shower sambil saling menyabuni dan menyiumi penuh nafsu penis kita masing masing berdiri lagi dan seperti tidak ada cape capenya minta untuk beraksi lagi. Pada saat itulah Joni menawarkan untuk memerawani saya. Mula-mula saya takut karena kata orang sakit rasanya ketika pertama kali disodomi. Tapi dia meyakinkan saya karena ada sabun tidak usah takut. Akhirnya karena rasa cinta dan keingin tahuan, saya mengiyakan dan dengan pelan pelan Joni membimbing penisnya untuk memasuki lubang kenikamtanku yang measih kencang itu. Pelan-pelan, jleb! Aduh sakitnya mak. Tapi Joni tidak mau mundur. Malah dia menjadi-jadi setelah mendengar teriakan kecilku. Jleb, bles bles, masuklah seluruh 20 cm batang kenikmatan Joni kedalam lubang keperawananku. Nyeri sekali rasanya, hampir menangis saya dibuatnya. Tetapi Joni memelukku dan menciumiku sambil menenangkan saya. Setelah saya agak tenang dia mulai melakukan manuvernya keluar masuk. Nyeri yang terasa lama-lama hilang menjadi seperti rasa gatal gatal perih dan akhirnya saya mulai menikmatinya. Saya juga mulai mengocok batangku sendiri mengikuti ritme Joni. Wow kenikmatan yang tiada tara, air terus mengalir menyirami tubuh kita berdua. Joni mengerang-ngerang kenikmatan ditambah suara suara benturan dan gesekan pantatku dengan daerah pubisnya sehingga menjadikan sebuah irama yang amat membangkitkan nafsu birahi. Saya merasa seperti di nirwana. Saking nikmatnya saya orgasme duluan dari Joni sehingga lubangku menjepit batangnya sedemikian keras sampai sampai Joni menjerit kenikmatan. Lima menit kemudian Joni akhirnya tidak tahan dan dia muncratkan semua spermanya kedalam anusku. Rasa hangat langsung menjalar ke seluruh tubuhku. Joni menciumi saya bertubi-tubi dan meyatakan cinta yang mendalam dan berjanji akan membahagiakan saya. Sekarang saya telah diberi kepercayaan penuh untuk mengelola klinik tersebut dan sesuai janji Joni, dia tetap bersama saya. Sekarang Joni sudah menjadi partner saya baik untuk mengurus keuangan atau partner dalam bercinta. Klinik saya telah berkembang menjadi rumah sakit kecil dimana juga ada rawat inapnya dan kebanyakan perawat yang saya ambil adalah perawat pria yang telah melewati seleksi yang amat ketat oleh saya dan Joni …Anda pasti tahu tes tes apa yang kami terapkan dalam menyeleksi mereka khan? Sekarang saya tidak pernah kesepian karena masih banyak petualangan petualangan yang saya alami kemudian baik dengan atau tanpa Joni. Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar